Sabtu, 13 Oktober 2012

kutulis dalam derai gerimis


Lukamu, Ibu....
Sebenarnya aku cemburu ketika kau lebih mencintai orang yang tidak memiliki cinta sepertiku. Padahal, kau tahu, akulah pemilik cinta yang abadi. Akulah pembangun benteng kasih sayang. Dan akulah pencipta pelukan kedamaian yang terhangat.
Melihatmu meneteskan airmata, aku tertegun. Aku melihatnya seperti seikat luka yang terpancar dari sudut auramu. Aku sakit, karena aku juga merasakan perih yang berkelakar di tubuhmu. Aku sedih, tak tahu harus bagaimana aku memahami. Aku... Akulah manusia paling tak berdaya ketika harus melihat gerimis di rona matamu. Andai Tuhan mengijinkan, aku ingin semua luka yang memasungmu melenyap. Atau, paling tidak, biarkan aku yang terpasung dalam gerigi kesakitan. Ibu, aku ingin kau tersenyum...

Senin, 01 Oktober 2012

Purnama Senja

aku mengingatmu sebagai purnama senja
yang menyematkan setetes aroma rindu di dasar jiwa yang beralaskan sepi...