Rabu, 01 Mei 2013

contoh sinopsis


Judul                     : Sepotong Hati yang Baru
Pengarang          : Tere-Liye
Tahun Terbit      : Oktober 2012
Penerbit              : Mahaka Publishing
Jumlah halaman : vi + 206 halaman (13,5 x 20,5 cm)
Sinopsis :
                Novel karya Tere-Liye ini menceritakan beberapa cerita yang diantaranya terinspirasi dari legenda atau cerita lama, tetapi dikemas dengan versi yang berbeda.
                Salah satu judul cerita yang diangkat menjadi judul buku tere-liye ini adalah “Sepotong Hati yang Baru” tentunya.
Pengarang menceritakan tentang kesedihan seorang lelaki (tokoh Aku) yang dikhianati kekasihnya bernama Alisya tanpa alasan, di bibir pantai yang kala itu sedang pasang naik. Sepotong hatinya telah lenyap begitu saja, seiring dengan perginya Alisya.
Setahun berlalu, di tempat yang sama, dengan suasana berbeda. Tokoh Aku melingkarkan cincin batu bulan, sesuai tanggal lahir Alisya. Ya, Alisya lagi yang ternyata menempati sepotong hatinya yang baru, yang kala itu susah payah ia perbaiki.
Namun, tepatnya 5 hari sebelum pernikahan mereka, Alisya mengembalikan cincin itu. Ia memutuskan untuk meninggalkan tokoh Aku dan pergi bersama seoarang lelaki yang baru dikenalnya. Susah payah, untuk kesekian kalinya tokoh Aku harus dihadapkan kepada kecamuk hati yang begitu dahsyat. Sanggupkah ia membuat sepotong hati yang baru lagi? Sebab, sepotong hatinya yang kemarin kembali dirusak Alisya.
Setelah berhasil pergi meninggalkan tokoh Aku setahun lamanya, malam itu, Alisya menelepon, dan meminta bertemu dengan tokoh Aku di tempat yang sama. Di bibir pantai favorit mereka. Alisya datang dengan wajah sendu.
Seperti sebelum-sebelumnya, setelah berpisah dan bertemu kembali, Alisya selalu membuka pembicaraan dengan pertanyaan yang sama : apakah di hatimu masih ada namaku?
Dan untuk kali ini, tokoh Aku berusaha berontak dengan potongan hatinya yang pernah dijejaki oleh nama Alisya. Di sepotong hatinya yang kini benar-benar baru, dia membuang jauh-jauh nama itu. Ia menggeleng sembari menunjukkan cincin batu giok (simbol kelahiran tokoh Aku) yang melingkar di jari manisnya, pertanda tokoh Aku telah menikah.
Setelah melihat pengakuan itu, Alisya pergi sambil menyeka ujung matanya yang basah. Padahal, sejatinya Tokoh Aku belum menikah. Masih sulit menghapus jejak nama itu di hatinya. Sepotong hatinya yang baru belum siap menerima nama yang baru. Dan, cincin dengan batu giok itu kepunyaan adiknya. Sengaja ia pinjam sebelum menemui Alisya. 

Amanat : “Sejatinya, hakikat cinta bukan sekedar soal memaafkan, bukan sekedar menerima apa-adanya. Cinta adalah harga diri, cinta adalah rasionalitas sempurna.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar